Parestesia alias kesemutan bisa menjadi awal petaka. Itulah pengalaman Mariyani pada sebuah pagi. Bagian bawah ketiak perempuan 59 itu semula kesemutan. Mariyani menganggap biasa saja. Namun, ketika kesemutan itu berkepanjangan hingga berjam-jam ia mulai cemas. Kesemutan itu bukan sekadar sensasi di permukaan tubuh tertentu. Sebab, "Kesemutannya tak kunjung hilang, malah tubuh menjadi kaku seperti keram yang akhirnya menjalar ke seluruh tubuh,” ujar Mariyani.
Dalam 6 jam tubuh perempuan kelahiran 1953 itu lumpuh total.
“Seluruh tubuh menjadi lumpuh, yang bergerak hanya matanya saja,” ujar perempuan asal Jakarta itu. la juga tidak mampu berbicara, kondisinya seperti orang koma. Masriyani, anak Mariyani, yang terkejut segera membawa ibunya ke sebuah rumahsakit di Jakarta. Dokter yang memeriksa intensif akhirnya mendiagnosis Mariyani terkena stroke dan harus menjalani opname.
Hipertensi pemicu
Masriyani patuh pada saran dokter. Namun, selama 2 hari menjalani perawatan di rumahsakit, Mariyani tidak menunjukkan tanda-tanda membaik. Itulah sebabnya sang anak memutuskan membawa pulang ibunya, la berpikir penderita stroke susah diobati tanpa melakukan terapi. Saat itu, Desember 2008, setelah dua hari perawatan, tekanan darah Mariyani normal, yakni 120/80 mmHg, semula ketika masuk ke rumahsakit, 200/100 mmHg.
Tekanan darah tinggi memang pemicu stroke Mariyani. Ibu delapan anak itu mengidap hipertensi selama 14 tahun. Menurut dr Yuda Turana SpS, dokter spesialis saraf di Jakarta, hipertensi menjadi pemicu utama stroke, terutama stroke sumbatan, jika tekanan darah seseorang sangat tinggi, risiko stroke sangat tinggi. Stroke terjadi karena asupan oksigen dan nutrien ke otak terhambat sehingga sel otak mati.
Naiknya tekanan darah tak terkendali menimbulkan stroke karena merusak dan melemahkan pembuluh darah otak. Dampaknya pembuluh darah menyempit, sobek, atau bocor. Tekanan darah tinggi juga memicu terbentuknya gumpalan darah arteri yang menyumbat aliran darah ke otak dan berujung stroke. Gejalanya, mati rasa atau tiba-tiba merasa lemah di wajah, lengan, atau kaki, terutama di satu sisi tubuh saja, pandangan tiba-tiba buram, sulit berbicara, bingung, dan kehilangan keseimbangan saat berjalan.
Stroke dapat terjadi tiba-tiba maupun bertahap selama beberapa jam dengan gejala awal tubuh terasa lemas diikuti tangan atau kaki yang tak bisa digerakkan seperti pengalaman Mariyani. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita stroke di dunia pada 2001 mencapai 20,5-juta jiwa. Dari jumlah itu 5,5-juta jiwa di antaranya meninggal dunia dengan kasus fatal 26,8%. Penyakit tekanan darah tinggi menyumbang 17,5 juta kasus stroke di dunia.
Sepulang dari rumah sakit, nenek tujuh cucu itu melakukan terapi akupuntur. Namun, terapi itu tidak juga membuahkan hasil. “Meski sudah 3 kali terapi akupuntur, kondisi ibu tidak berubah,” kata Masriyani.
Jika tekanan darahnya sedang tinggi, Mariyani pusing dan mata berkunang-kunang. Untuk mengatasinya, ia mengonsumsi obat hipertensi dengan kandungan kaptopril.
Tekanan darah tinggi memang pemicu stroke Mariyani. Ibu delapan anak itu mengidap hipertensi selama 14 tahun. Menurut dr Yuda Turana SpS, dokter spesialis saraf di Jakarta, hipertensi menjadi pemicu utama stroke, terutama stroke sumbatan, jika tekanan darah seseorang sangat tinggi, risiko stroke sangat tinggi. Stroke terjadi karena asupan oksigen dan nutrien ke otak terhambat sehingga sel otak mati.
Naiknya tekanan darah tak terkendali menimbulkan stroke karena merusak dan melemahkan pembuluh darah otak. Dampaknya pembuluh darah menyempit, sobek, atau bocor. Tekanan darah tinggi juga memicu terbentuknya gumpalan darah arteri yang menyumbat aliran darah ke otak dan berujung stroke. Gejalanya, mati rasa atau tiba-tiba merasa lemah di wajah, lengan, atau kaki, terutama di satu sisi tubuh saja, pandangan tiba-tiba buram, sulit berbicara, bingung, dan kehilangan keseimbangan saat berjalan.
Stroke dapat terjadi tiba-tiba maupun bertahap selama beberapa jam dengan gejala awal tubuh terasa lemas diikuti tangan atau kaki yang tak bisa digerakkan seperti pengalaman Mariyani. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita stroke di dunia pada 2001 mencapai 20,5-juta jiwa. Dari jumlah itu 5,5-juta jiwa di antaranya meninggal dunia dengan kasus fatal 26,8%. Penyakit tekanan darah tinggi menyumbang 17,5 juta kasus stroke di dunia.
Sepulang dari rumah sakit, nenek tujuh cucu itu melakukan terapi akupuntur. Namun, terapi itu tidak juga membuahkan hasil. “Meski sudah 3 kali terapi akupuntur, kondisi ibu tidak berubah,” kata Masriyani.
Jika tekanan darahnya sedang tinggi, Mariyani pusing dan mata berkunang-kunang. Untuk mengatasinya, ia mengonsumsi obat hipertensi dengan kandungan kaptopril.
Propolis
Tiga bulan pascastroke, pada Maret 2009 Masriyani memenuhi saran seorang rekan untuk memberikan propolis kepada ibunya. Mariyani mengonsumsi 5 tetes propolis yang dicampur setengah gelas air minum. Frekuensi konsumsi 3 kali sehari.
Setelah satu bulan mengonsumsi propolis, Mariyani girang bukan main karena mampu menggerakkan tangan dan kaki. “Setelah lumpuh total selama 3 bulan, sedikit demi sedikit kaki dan tangan ibu mulai bisa digerakkan,” ungkap Masriyani. Tiga bulan konsumsi Mariyani sudah bisa berbicara dan berjalan.
Meski kondisi sudah membaik, Mariyani masih mengonsumsi propolis dengan dosis yang lebih rendah.
Konsumsi sebelum tidur sebanyak 3 tetes. Hasil pemeriksaan pada awal Juni 2012, menunjukkan bahwa tekanan darah Mariyani 170/90 mmHg.
Propolis merupakan produk yang dihasilkan beragam spesies lebah seperti Apis cerana dan Apis mellifera (dalam bahasa Latin Apis berarti lebah). Serangga sosial itu mengolah propolis dari berbagai bahan seperti pucuk daun, getah tumbuhan, dan kulit beragam tumbuhan seperti akasia dan pinus.
Propolis berbeda dengan madu, produk utama lebah. Madu terdapat di dalam sarang heksagonal; propolis di luar sarang. Pada sarang buatan berupa kotak kayu, lebah-lebah pekerja meletakkan propolis di celah antarpapan, bingkai, atau tutup sarang sebagai sistem pertahanan dari serangan penyakit.
Menurut Prof Dr Mustofa MKes Apt, periset di Bagian Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, propolis mengandung senyawa flavonoid dan polifenol yang bersifat antioksidan.
Senyawa aktif itu melindungi tubuh dari gempuran radikal bebas penyebab kerusakan sel.
Akibatnya, regenerasi sel pun lebih mudah berlangsung. Menurut Manajer Produk PT Maisya Makmur, Rokim Abdul Karim, propolis merupakan antioksidan yang kuat. “Penggunaan propolis sangat sedikit, tetapi khasiatnya banyak,” ujar Rokim. Konsumsi propolis maksimal 30 ml setara 60 tetes per hari masih aman. Namun, untuk mengatasi penyakit berat, saran konsumsi hanya 3 tetes dengan frekuensi 2 kali sehari.
Propolis di pasaran kini tak hanya berbahan tunggal. Sebagai inovasi produk, PT Sumber Kartika Naturlite mengombinasikan propolis dengan jintan hitam dan madu. Ada juga kombinasi propolis, jintan hitam, dan klorofil. “Keunggulannya, produk itu alami dan menyehatkan. Produk diolah dengan teknologi khusus sehingga dihasilkan produk yang berkualitas,” ujar Dewi Sukarniawati R, SSi Apt, direktur utama PT Sumber Kartika Naturlite. (Desi Sayyidati Rahimah/ Peliput: Bondan Setiawan).
Propolis berbeda dengan madu, produk utama lebah. Madu terdapat di dalam sarang heksagonal; propolis di luar sarang. Pada sarang buatan berupa kotak kayu, lebah-lebah pekerja meletakkan propolis di celah antarpapan, bingkai, atau tutup sarang sebagai sistem pertahanan dari serangan penyakit.
Menurut Prof Dr Mustofa MKes Apt, periset di Bagian Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, propolis mengandung senyawa flavonoid dan polifenol yang bersifat antioksidan.
Senyawa aktif itu melindungi tubuh dari gempuran radikal bebas penyebab kerusakan sel.
Akibatnya, regenerasi sel pun lebih mudah berlangsung. Menurut Manajer Produk PT Maisya Makmur, Rokim Abdul Karim, propolis merupakan antioksidan yang kuat. “Penggunaan propolis sangat sedikit, tetapi khasiatnya banyak,” ujar Rokim. Konsumsi propolis maksimal 30 ml setara 60 tetes per hari masih aman. Namun, untuk mengatasi penyakit berat, saran konsumsi hanya 3 tetes dengan frekuensi 2 kali sehari.
Propolis di pasaran kini tak hanya berbahan tunggal. Sebagai inovasi produk, PT Sumber Kartika Naturlite mengombinasikan propolis dengan jintan hitam dan madu. Ada juga kombinasi propolis, jintan hitam, dan klorofil. “Keunggulannya, produk itu alami dan menyehatkan. Produk diolah dengan teknologi khusus sehingga dihasilkan produk yang berkualitas,” ujar Dewi Sukarniawati R, SSi Apt, direktur utama PT Sumber Kartika Naturlite. (Desi Sayyidati Rahimah/ Peliput: Bondan Setiawan).
Waspada Stroke
Sumber : Majalah Trubus Edisi 2012