Metode Penelitian Kesehatan. Dalam penelitian ekuperimen atau percobaan, peneliti melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variabel independennya, kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada dependen variabel. Yang dimaksud percobaan atau perlakuan di sini adalah suatu usaha modifikasi kondisi secara sengaja dan terkontrol dalam menentukan peristiwa atau kejadian, serta pengamatan terhadap perubahan yang terjadi akibat dari peristiwa tersebut. Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk menguji hipotesis sebab akibat dengan melakukan intervensi. Oleh sebab itu sering disebut penelitian, intervensi (intervendon studies). Uraian lebih lanjut tentang metode penelitian ini akan dibicarakan pada bab lain dalam buku ini. Di dalam literatur lain, penelitian eksperimen ini juga disebut penelitian operasional (operational research).
Ditinjau dari segi manfaat atau kegunaannya, penelitian kesehatan dapat digolongkan menjadi:
a. Penelitian Dasar (Basic of Fundamental Research)
Penelitian ini dilakukan untuk memahami atau menjelaskan gejala yang muncul pada suatu ikhwal atau kejadian. Kemudian dari gejala yang terjadi pada ikhwal tersebut dianalisis, dan kesimpulannya adalah merupakan pengetahuan atau teori baru. Jenis penelitian ini sering juga disebut penelitian murni atau “pureresearch ”, karena dilakukan untuk merumuskan suatu teori atau dasar pemikiran ilmiah tentang kesehatan/ kedokteran. Misalnya penelitian tentang teori penyebab kanker, penelitian kloning, bayi tabung, dan sebagainya.
b. Penelitian Terapan (Aplied Research)
Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki atau memodifikasi proses suatu sistem atau program, dengan menerapkan teori-teori kesehatan yang ada. Dengan kata lain, penelitian ini berhubungan dengan penerapan suatu sistem atau metode yang terbaik sesuai dengan sumber daya yang tersedia untuk suatu hal atau suatu keadaan. Artinya, penelitian dilakukan, sementara itu sistem baru tersebut diuji coba dan dimodifikasi. Penelitian terapan ini sering disebut penelitian operasional (operational research). Contoh penelitian untuk mengembangkan sistem pelayanan terpadu di Puskesmas.
c. Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian ini dilakukan terutama untuk mencari suatu dasar pengetahuan praktis guna memperbaiki suatu situasi atau keadaan kesehatan masyarakat, yang dilakukan secara terbatas. Biasanya penelitian ini dilakukan terhadap suatu keadaan yang sedang berlangsung. Penelitian ini biasanya dilakukan di mana pemecahan masalah perlu dilakukan, dan hasilnya diperlukan untuk memperbaiki suatu keadaan. Misalnya penelitian tindakan untuk peningkatan kesehatan masyarakat transmigrasi.
d. Penelitian Evaluasi (Evaluation Research)
Penelitian ini dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap suatu pelaksanaan kegiatan atau program yang sedang dilakukan dalam rangka mencari umpan balik yang akan dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu program atau sistem. Penelitian evaluasi ada dua tipe, yaitu: tinjauan (reviews) dan pengujian (triai)
Penelitian evaluasi yang bersifat tinjauan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program itu berjalan, dan sejauh mana program tersebut mempunyai hasil atau dampak. Misalnya penelitian untuk mengevaluasi keberhasilan program imunisasi, program perbaikan sanitasi lingkungan, program keluarga berencana, dan lain sebagainya. Sedang penelitian pengujian atau “trials” dilakukan untuk menguji efektivitas dan efisiensi suatu pengobatan atau program-program yang lain. Biasanya penelitian ini dilakukan untuk menguji keampuhan dari suatu produk obat baru atau sistem pengobatan yang lain. Oleh sebab itu jenis penelitian ini lebih dikenal dengan nama penelitian klinik, atau ‘clinical trials’. Lebih lanjut jenis penelitian ini akan diuraikan pada bab lain dalam buku ini.
Ditinjau dari segi tujuan, penelitian kesehatan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu penelitian penjelajahan (eksploratif), penelitian pengembangan, dan penelitian verifikatif. Penelitian Penjelajahan bertujuan untuk menemukan problematika-problematika baru dalam dunia kesehatan atau kedokteran. Penelitian pengembangan bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan atau teori baru di bidang kesehatan atau kedokteran. Sedangkan penelitian verifikatif bertujuan untuk menguji kebenaran suatu teori dalam bidang kesehatan atau kedokteran.
Dari segi terliput ultiii «umber duta dari mana penelitian itu dilakukan, jenis penelitian keNcliutun dibedakan menjadi: penelitian perpustakaan (library research), penelitian laboratorium (la bor a tory research), dan penelitian lapangan (ffeldresearch). Penelitian perpustakaan dilakukan hanya dengan mengumpulkan dan mempelajari data dari literatur, laporan-laporan, dan dokumen-dokumen lainnya yang telah ada di perpustakaan. Penelitian laboratorium dilakukan di dalam laboratorium, pada umumnya digunakan dalam penelitian-penelitian klinis. Sedangkan penelitian lapangan, dilakukan di masyarakat, dan masyarakat sendiri sebagai objek penelitian. Oleh sebab itu penelitian ini biasanya digunakan dalam penelitian-penelitian kesehatan masyarakat (public health).
Dari segi area masalah kesehatan, penelitian kesehatan dikelompokkan menjadi dua yaitu penelitian klinik termasuk keperawatan dan penelitian kesehatan masyarakat. Penelitian klinik atau kedokteran termasuk keperawatan dilakukan di pelayanan kesehatan dengan sasaran orang sakit atau pasien. Sedangkan penelitian kesehatan masyarakat biasanya dilakukan dalam masyarakat, dengan sasaran orang yang sehat dalam rangka pencegahan dan pemeliharaan kesehatan mereka.
Meskipun ada beberapa penggolongan penelitian seperti telah diuraikan di atas, tetapi di dalam praktiknya tidak secara mutlak melaksanakan salah satu jenis penelitian tertentu. Melainkan kadang-kadang dilakukan secara tumpang tindih (overlap) antara jenis penelitian yang satu dengan jenis penelitian yang lain. Hal ini tergantung pada bagaimana penelitian itu sendiri dilakukan, dan bagaimana tujuan penelitian tersebut. Oleh karena itu dalam praktiknya tidak mutlak perlunya diadakan pembatasan jenis penelitian secara kaku seperti pembagian atau penggolongan di atas.
Surveilans (Surveillance):
Dalam epidemiologi, khususnya pemberantasan penyakit menular, penelitian harus dilakukan secara terus-menerus untuk mengetahui perkembangan penyakit-penyakit yang bersangkutan. Penelitian yang terus-menerus dilakukan dalam rangka memantau perkembangan suatu penyakit ini disebut surveilans. Surveilans (surveillance) yang artinya pengamatan terus-menerus terhadap suatu penyakit atau suatu kelompok atau masyarakat. Pengamatan dalam rangka surveilans dapat dilakukan terhadap kejadian suatu penyakit baik penyakit menular atau tidak menular, pfengamatan terhadap status kesehatan masyarakat, melalui indikator-indikatornya misalnya mortalitas, morbiditas, angka kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan, status gizi, pencemaran lingkungan, dan sebagainya. Dari surveilans akan diperoleh informasi-informasi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan program, atau menilai keberhasilan program.
Surveilans penyakit tertentu misalnya penyakit TB paru, berkaitan dengan pengamatan dan pencatatan terus-menerus dari kejadian penyakit TB paru di suatu wilayah kerja tertentu, dan penyebarannya baik berdasarkan lokasi kejadian, jenis kelamin, umur, dan karakteristik masyarakat yang lain. Demikian pula surveilans demografi menunjuk kepada penghitungan terus-menerus terhadap jumlah penduduk, komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, umur, dan ciri-ciri kependudukan yang lain.
Surveilans sering diidentikkan dengan pemantauan atau monitoring. Kalau dilihat dari prosesnya, memang surveilans merupakan pemantauan terhadap suatu kejadian, khususnya ke)ad.ian penyakit, namun disertai tindakan. Monitoring yang benar, sebetulnya juga harus disertai tindakan atau upaya perbaikan. Artinya dalam memantau program atau kegiatan, apabila terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan yang seharusnya, maka harus juga dilakukan tindakan atau perbaikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa surveilans adalah pemantauan terhadap suatu kejadian yang terkait dengan perkembangan kesehatan masyarakat, khususnya kejadian suatu penyakit di masyarakat.
Surveilans atau pemantauan dapat dilakukan sekali daia suatu periode waktu tertentu melalui survei khusus, misalnya survei morbiditas. Surveilans dapat digunakan pula dalam suatu pelayanan kesehatan sebagai prosedur rutin, seperti penentuan dan pencatatan kelahiran, kematian dan perpindahan, pelaporan penyakit infeksi, dan sebagainya.