Tujuan Pendidikan Kesehatan Gigi
Mengubah perilaku individu merupakan pekerjaan yang mudah, dalam hal ini dibutuhkan keterampilan khusus sebab perubahan tingkah laku individu selalu melibatkan perubahan mental. Perubahan itu sendiri dapat terjadi secara alamiah yaitu karena lingkungan atau masyarakat sekitamya. Namun, ada pula perubahan yang terjadi secara terencana dan dilaksanakan secara sistematis, yaitu yang dikenal sebagai perubahan melalui pendidikan.
Menurut Noor (1972 ), tujuan pendidikan kesehatan gigi adalah:
- Meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
- Menghilangkan atau paling sedikit mengurangi penyakit gigi dan mulut dan gangguan lainnya pada gigi dan mulut.
Jadi tujuan pendidikan kesehatan gigi bertujuan:
- Memperkenalkan kepada masyarakat tentang kesehatan gigi,
- Mengingatkan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut,
- menjabarkan akibat yang akan timbul dari kelalaian menjaga kebersihan gigi dan mulut.
- menanamkan perilaku sehat sejak dini melalui kunjungan ke sekolah.
- menjalin kerjasama dengan masyarakat melalui RT, RW, Kelurahan dalam memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat, bila diperlukan dapat saja dilakukan tanpa melalui puskesmas.
Proses Pendidikan Kesehatan
Proses yang terjadi dalam pendidikan kesehatan sama dengan proses pendidikan pada umumnya. Pendidikan dalam arti formal merupakan proses penyampaian bahan materi pendidikan dari pendidik kepada peserta didik guna mencapai tujuan. Dengan kata lain, pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi, pengetahuan, keterampilan dari yang berwenang (guru, dosen) kepada peserta didik. Pendidikan sebagai proses karenanya dipengaruhi pula oleh faktor-faktor lain seperti perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Perangkat lunak, seperti kurikulum, metode pendidikan, tenaga pengajar dan sebagainya. Adapun perangkat keras yaitu, gedung, ruang, alat bantu pendidikan, perpustakaan dan sebagainya. Di bawah ini tampak bagan proses pendidikan kesehatan.
Komponen Pendidikan Kesehatan Gigi
Komponen pendidikan adalah:
- Anak didik sebagai masukan akan diproses menjadi keluaran/ lulusan. Anak didik biasa pula disebut sebagai peserta didik. Peserta didik adalah individu, kelompok atau masyarakat yang sedang belajar dengan berbagai latar belakang. Secara teoretis anak didik dilihat sebagai seseorang yang harus mengembangkan diri. Untuk mengembangkan dirinya, anak didik memperoleh bantuan dan pengaruh yang baik dari inovator (tenaga kesehatan, kader kesehatan).
- Tujuan pendidikan sebagai target, atau kualifikasi yang ingin dicapai, yaitu perubahan tingkah laku ke arah perilaku sehat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
- Kurikulum, termasuk di dalamnya metode, alat, materi atau bahan yang akan disampaikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan atau program kesehatan yang akan ditunjang.
- Pelaksana pendidikan yaitu semua petugas kesehatan yang dapat mempengaruhi individu atau masyarakat untuk meningkatkan kesehatan mereka (inovator kesehatan).
- Lingkungan didik, lingkungan didik berpengaruh besar terhadap pendidikan. Lingkungan dan subjek didik berada dalam situasi pendidikan, keterlibatan pendidik dan anak didik dibatasi oleh ruang dan waktu.
Pada dasarnya pendidikan harus dilaksanakan seumur hidup sesuai dengan proses perkembangan psikis dan biologis manusia. Demikian pula halnya dengan pendidikan kesehatan. Oleh karena itu lingkungan pendidikan kesehatan dapat kita bedakan atas:
1. Keluarga
Lingkungan pendidikan ini biasanya disebut sebagai pendidikan informal dan merupakan pendidikan dasar yang diperoleh oleh setiap individu sebelum mendapatkan pendidikan lain. Penanaman pendidikan kesehatan sedini mungkin oleh orang tua terhadap anaknya akan berpengaruh besar dalam perubahan sikap pelihara diri anaknya.
2. Sekolah
Pendidikan yang diperoleh di sekolah disebut sebagai pendidikan formal. Sebagai buktl bahwa seseorang telah menyelesaikan suatu jenjang pendidikan formal akan memperoleh ijazah atau surat tanda tamat belajar. Pendidikan kesehatan di sekolah harus diterapkan melalui Mata Pelajaran Olah Raga dan Kesehatan. Penanaman pendidikan kesehatan akan berpengaruh terhadap pembentukan sikap pelihara diri yang diharapkan akan terns tertanam sampai akhir hayat.
3. Masyarakat
Pendidikan ini biasanya dilakukan untuk menambah atau melengkapi pendidikan di sekolah.
Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan Gigi
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan gigi, dapat dilakukan berdasar-kan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari Leavel and Clark sebagai berikut
- Promosi Kesehatan (Health Promotion). Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan gigi diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi, misalnya dengan memilih makanan yang menyehatkan gigi, mengatur pola makanan yang mengandung gula.
- Perlindungan Khusus (Specific Protection). Yang termasuk dalam program upaya pelayanan perlindungan khusus ini, misalnya, pembersihan karang gigi, menyikat gigi segera setelah makan, topikal aplikasi, fuloridasi air minum dan sebagainya. Pendidikan kesehatan gigi pada tingkat ini diperlukan agar masyarakat menjadi sadar untuk memelihara kesehatan gigi, terutama untuk daerah yang belum menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi.
- Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment). Diagnosis dan pengobatan sedini mungkin perlu dilakukan, misalnya pemeriksaan gigi dengan sinar-X secara berkala, penambalan gigi yang baru terkena karies, penambalan fissure yang terlalu dalam dan sebagainya. Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai kesehatan gigi, sehingga seringkali mereka membiarkan giginya yang berlubang tidak segera ditambal dan mengakibatkan penyakit yang lebih parah.
- Pembatasan Cacat (Disability Limitation). Pembatasan cacat merupakan tindakan pengobatan penyakit yang parah, misalnya pulp capping, pengobatan urat saraf, pencabutan gigi, dan sebagainya. Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena mereka sering tidak mengobati penyakitnya secara tuntas. Misalnya, pada perawatan urat saraf yang memerlukan beberapa kali kunjungan atau mereka ingin segera mencabut giginya walaupun sebenarnya masih dapat dilakukan penambalan.
- Rehabilitasi (Rehabilitation). Rehabilitasi merupakan upaya pemulihan atau pengembalian fungsi dan bentuk sesuai dengan aslinya, misalnya, pembuatan gigi tiruan. Pendidikan kesehatan pada tingkat ini masih diperlukan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya mengembalikan fungsi pengunyahan setelah dilakukan pencabutan dengan pembuatan geligi tiruan selain itu juga diberikan penerangan tentang kemungkinan kemungkinan yang dapat teijadi akibat tidak dilakukan pembuatan geligi tiruan.