Gula olahan atau gula sederhana tersembunyi di dalam makanan seperti sup kaleng, kue pai, makanan instan, dan dalam berbagai merek selai kacang. Gula olahan terkadang tidak dikenali karena memiliki berbagai macam bentuk dan nama seperti sirup beras, sirup mapel, sirup jagung, sirup jagung tinggi truktosa, madu, molases, gula putih, gula merah, malt, malok malt, fruktosa, maltosa, glukosa, dekstrosa, laktosa, galaktosa, mannitol, xylitol, sorbitol, dan dekstrin. Kecuali pemanis buatan, gula disebut kalori kosong karena dapat memberi kalori namun tidak memiliki mantaat gizi. Sesungguhnya, gula merampok nutrisi tubuh seperti kalsium dan vitamin B yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. Gula juga dapat mengurangi nafsu makan makanan sehat.
Gula olahan tidak diperlukan untuk kesehatan. Menurut WHO, jumlah gula dalam makanan (buah-buahan, sayuran, dan gula tambahan) tidak boleh melebihi 10% dari total asupan kalori. Buku Counsels on Diet and Foods, halaman 321 menyatakan "Semakin sedikit memakan makanan manis adalah semakin baik; makanan manis menyebabkan gangguan dalam lambung dan dapat menyebabkan ketidaksabaran dan mudah tersinggung bagi mereka yang terbiasa memakan makanan tersebut"
Karena gula dapat dipecah dengan cepat di dalam tubuh untuk melepaskan energi, hal ini meningkatkan kadar gula darah dengan cepat dan memicu pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin tambahan untuk mamfasilitasi masuknya glukosa ke dalam sel. Tetapi insulin melakukannya berulang-ulang. Karena lambatnya waktu dan terlalu banyaknya insulin, lebih banyak gula dari darah yang masuk ke dalam sel. Tingginya kadar gula darah diturunkan ke kadar normal, berpindah dari hiperglikemi ke hipoglikemi.
Asupan gula yang tinggi akan meningkatkan trigliserida dan serum lipoprotein yang sama buruknya dengan kolesterol tinggi yang dapat menyebabkan penyakit jantung.
3. Penyakit
Konsumsi gula juga dikaitkan dengan karies gigi, penyakit pada kantung empedu, batu empedu, diabetes, jerawat, dan gangguan pencernaan. Kombinasi dari banyaknya gula dan kurangnya serat adalah salah satu faktor penyebab penyakit Crohn (autoimun, - red) dan ulserasi gastroduodenal (lambung dan usus duodenum- red).
Bila kadar gula meningkat, sel darah putih menjadi lamban dan tidak bisa menghancurkan banyak bakteri.
Sangat mudah untuk memakan gula sederhana secara berlebihan karena itu memang tidak mengenyangkan. Kebanyakan orang tidak menyadari jumlah gula yang ditemukan dalam roti dan kue, makanan pencuci mulut, minuman, dan makanan ringan. Hanya sedikit orang yang dapat memakan 5 apel sekaligirs tetapi dapat mengonsumsi makanan dengan 25 sendok teh gula sekaligus seperti pada banana split dan kue coklat.
Selain mengandung banyak gula, banana split dan kue mengandung paket lemak yang juga tinggi, termasuk lemak jenuh dan lemak trans. Makanan-makanan ini dapat menaikkan berat badan dengan peningkatan risiko diabetes, penyakit jantung dan kanker payudara, kolon, rektum, rahim, ovarium, prostat, ginjal, dan sistem saraf. Selain itu kadar insulin yang meningkat akibat konsumsi gula sederhana meningkatkan sintesis lemak. Karena alasan-alasan ini maka sangatlah penting untuk membatasi konsumsi gula dan lebih baik memilih buah-buahan sebagai makanan manis yang lebih menyehatkan. Lebih sedikit insulin yang diperlukan saat mengonsumsi buah dibandingkan dengan memakan gula atau gula yang terdapat pada makanan olahan yang kurang berserat.