ILMU PENYAKIT MATA
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna dan hampir transparan sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Lensa tergantung pada zonula di belakang iris; zonula menghubungkannya dengan corpus ciliare. Di sebelah anterior lensa terdapat Aquos Humour; disebelah posteriornya vitreus.
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat dua-duanya. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal yang menahun.
Survei kesehatan indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993 -1996 menunjukkan angka kebutaan di indonesia adalah 1,5 %. Dengan penyebab utama kebutaan ini adalah katarak (0,75%), glaukoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14%) dan penyakit-penyakit lainnya yang berhubungan dengan usia lanjut (0,38%). Besarnya jumlah penderita katarak di Indonesia berbanding lurus dengan jumlah pertumbuhan penduduk. Pada tahun 2000 diperkirakan sebedasar 15,3 juta penduduk (7,4% dari total populasi) menderita katarak, dengan insiden katarak 0,1% atau 210.000 orang pertahun. Dari jumlah itu, hanya sekitar 80.000 orang sudah dioperasi.
Penatalaksanaan katarak adalah dengan operasi dan setiap operasi selalu ada penyulit akibat operasi tersebut. Macam-macam penyulit tersebut bisa karena sewaktu operasi dan setelah operasi dini dan lanjut penyulit dini pasca operasi, penyulit terkait IOL.
Penerapan Anatomi
Lensa adalah sesuatu yang transparan, bikonveks, struktur kristalin terletak di antara iris dan vitreous dalam sebuah lekukan fossa patellar berbentuk cawan.4 Mempunyai diameter 9-10 mm dan ketebalan bervariasi sesuai umur, dari 3.5 mm (saat lahir) sampai 5 mm (saat usia tua). Beratnya bervariasi, dari 135 mg (0-9 tahun) sampai 255 mg (usia 40-80 tahun).
Struktur
1. Kapsul lensa
Merupakan bentuk yang tipis, transparan, membran hyalin yang mengelilongi lensa permukaannya lebih tebal pada anterior daripada posterior.
2. Epitelium anterior
Merupakan selapis sel kuboid yang terletak dalam ke kapsul anterior.4
3. Serat-serat lensa
Sel-sel epitel memanjang untuk membentuk serat-serat lensa yang mempunyai bentuk struktur yang rumit. Ketika serat-serat lensa terbentuk sepanjang hidup, ini tersusun secara padat sebagai nukleus dan korteks.
a. Nukleus.
Merupakan bagian sentral yang mengandung serat-serat paling tua. Macamnya :
- Nukleus embrionik. Merupakan bagian paling dalam dari nukleus membentuk lensa sampai dengan 3 bulan pertama kehamilan.
- Nukleus fetal. Terletak di sekitar nukleus embrionik dan membentuk lensa dari 3 bulan kehamilan sampai lahir.
- Nukleus infantile membentuk lensa dari saat lahir sampai pubertas, dan
- Nukleus dewasa membentuk serat-serat lensa setelah pubertas sampai akhir hidup.
b. Korteks Adalah bagian perifer yang terdiri dari serat-serat lensa paling muda.4
Ligamen suspensori dari lensa (Zonula Zinn)
Juga disebut sebagai zonula siliari, ini merupakan inti dari rangkaian serat yang beralih dari badan siliari ke lensa. Ini memegang lensa pada posisi dan mengaktifkan otot ciliary untuk bertindak di atasnya.
Penerapan fisiologi dan biokimia.
Lensa kristalin adalah struktur transparan yang memainkan peran utama dalam mekanisme memfokuskan penglihatan. Aspek fisiologinya meliputi:
- Transparansi lensa
- Aktifitas metabolik dari lensa, dan
- Akomodasi
Adalah mekanisme perubahan fokus mata dari gambaran jauh ke dekat, diproduksi oleh perubahan bentuk lensa hasil dari aksi otot siliari pada serat-serat fiber. Substansi lensa adalah paling dapat dibentuk selama masa kanak-kanak tahun-tahun dewasa muda, secara progresif kehilangan kemampuannya merubah bentuk sesuai usia. Setelah sekitar usia 40 tahun, kekakuan nukleus lensa secara klinis menurunkan akomodasi.
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat dua-duanya. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalm waktu yang lama.
Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal yang menahun. Bermacam macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak seperti glaukoma, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat berhubungan proses penyakit intraokuler lainnya. Katarak dapat disebabkan oleh bahan toksik khusus (kimia dan fisik). Keracunan beberapa jenis obat dapat menimbulkan katarak seperti eserin , kortikosteroid, ergoit, dan anti kolinesterase topikal. Kelainan sistemik atau metabolik yang dapat menimbulkan katarak adalah diabetes melitus, galaktosemi, dan distrofi miotonik.
Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau sistemik (katarak senil, juvenil, herediter) atau kelainan kongenital mata.
• Fisik
• Kimia
• Penyakit predisposisi
• Genetik dan gangguan perkembangan
• Infeksi virus pertumbuhan janin
• Usia
Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara progresif. Kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan, sehingga pupil akan berwarna putih atau abu-abu. Pada mata akan tampak kekeruhan lensa bermacam-macam bentuk dan tingkat. Kekeruhan ini juga dapat ditemukan pada berbagai lokasi di lensa seperti korteks dan nukleus.
Berdasarkan macam katarak dibagi menjadi:
• Katarak developmental : katarak kongenital
• Katarak degeneratif
Katarak primer :
I. Berdasar umur :
1. Katarak juvenil umur < 20 th
2. Katarak pre senil umur 20 – 50 th
3. Katarak senilis umur > 50 th
II. Berdasar stadium:
1. Stadium insipien
2. Stadium imatur
3. Stadium matur
4. Stadium hipermatur
Katarak komplikata:
1. Akibat penyakit mata
2. Akibat trauma
3. Penyakit sistemik
Definisi
Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang kurang tepat.
Katarak kongenital digolongkan dalam katarak :
1. Kapsulolentikular dimana pada golongan ini termasuk katarak kapsular dan katarak polaris
2. Katarak lentikular termasuk dalam golongan ini katarak yang mengenai korteks atau nukleus lensa saja.
Sepertiga katarak kongenital disebabkan oleh kelainan herediter, sepertiga yang lain karena gangguan metabolisme atau infeksi atau berkaitan dengan bemacam sindrom, sedang sepertiga terakhir tidak dapat dipastikan penyebabnya. Katarak kongenital disebabkan karena gangguan pertumbuhan lensa akibat dari peradangan intra uterin. Virus Rubella menyerang kehamilan ibu trimester pertama dikatakan menghambat mitosis sel-sel dibeberapa jaringan janin. Pertumbuhan vesikel lensa pada saat itu terjadi pemanjangan sel-sel epitel posterior yang mengakibatkan perkembangan lensa menjadi abnormal.
Pembagian
Katarak kongenital sering disertai kelainan kongenital lainnya sehingga merupakan sindrom, antara lain:
- Sindrom rubella : diserai kelainan jantung, telinga dan genito urinari
- Galaktosemi : adanya gangguan metabolisme galaktosa. Sering disertai retardasi mental, hambatan pertumbuhan dan gangguan fungsi hati.
- Hipoglikemi : kadar gula darah 20 mg/100 ml atau kurang yang terjadi berulang-ulang menyebabkan konvulsi, somnolen, diaforesis dan tidak sadar
- Sindroma lowe ( sindroma okuloserebral renal) : katarak nuklear bilateral dan mikrofakia. Bisa disertai retardasi mental, proteinuri, glukosuri dan batu ginjal
- Distrofi miotonik : suatu penyakit autosomal dominan. Katarak ditandai dengan bintik-bintik halus tersebar dikorteks dan subkapsuler. Nukleus jernih. Kelainan sistemik yang menyertai adalah distrofi otot-otot, gangguan kontraksi dan relaksasi, atrofi testis.
Gejala klinis
• Subyektif :
- Orang tua penderita mengamati bahwa anaknya setelah kelahiran bulan atau tahun pertama, tajam penglihatan sangat berkurang
- Pupil mungkin berwarna putih, tergantung tebalnya kekeruhan lensa
• Obyektif :
- Leukokoria : tampak warna putih pada pupil
- Reflek fundus dilakukan setelah pupil dilebarkan dengan midriatik
Diagnosa banding
- Retinoblstoma : tumor ganas yang mneyerang retina ditandai dengan gejala mata kucing (amaurotic cat’s eye) yang disertai dengan strabismus, glaukoma
- Retrolental fibroplasia : timbul sebagai akibat pemberian oksigen yang berlebihan pada bayi prematur
Penyulit
- Ambliopia eks anopsia : tajam penglihatan tidak mencapai 6/6 karena makula lutea tidak berkembang
- Nistagmus
- Strabismus
Penatalaksanaan
- Pencegahan : melalui vaksinasi rubela bagi wanita sebelum hamil, diharapkan mengurangi insiden penyakit ini.
- Pembedahan : apabila didapatkan katarak unilateral yang padat, sentral dengan diameter lebih dari 2 mm atau katarak yang menyerang kedua mata, dianjurkan ekstraksi katarak pada waktu bayi berusia 2 bulan untuk memungkinkan berkembangnya tajam penglihatan dan mencegah ambliopia. Apabila opersi ini berhasil baik, operasi mata kedua dapat dilaksanakan segera
- Bila tidak, operasi ditunda 1-2 tahun kemudian sehingga resiko penyulit operasi lebih rendah
- Tindakan pembedahan berupa disisi lensa diikuti dengan aspirasi irigasi.dilakukan kapsulotomi posterior primer dan vitrektomi anterior untuk mncegah kekruhan pada kapsul
- Koreksi afakia dilakukan dengan pemberian lensa kontak atau kacamta. Pemasangan lensa intra okuler pada infatil mash merupakan kontroversi
Definisi
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang dimulai terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan penyakit lainnya
Pembagian
Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan penyakit lainnya, antara lain:
1. Katarak metabolik
a. katarak diabetik dan galaktosemik (gula)
b. katarak hipokalsemik (tetanik)
c. katarak defisiensi gizi
d. Katarak aminoasiduria (termasuk sindrom lowe dan homsistinuria)
e. Penyakit wilson
f. Katarak berhubungan dengan kelainan metabolik lain
2. Otot
Distrofi miotonik ( umur 20 sampai 30 tahun)
3. Katarak traumatik
4. Katarak komplikata
a. Kelainan kongenital dan herediter (siklopia, koloboma, mikroftamia, aniridia, pembuluh hialoid, persisten, heterokromia, iriditis)
b.Katarak degenaratif (dengan miopia dsan distrofi vitreoretinal, seperti wagner dan retinitis pigmentosa, dan neoplasma)
c. Katarak anoksis
d. Toksik (kortikosteroid sistemik, atau topikal, ergot, naftelein, dinitrofenol, triparanol (MER-29), antikholinsterase, klorpromazin, miotik, klorpromazinbusulfan)
e. Lain-lain kelainan kongenital, sindroma tertentu, disertai kelainan kulit (sindermatik), tulang dan kromosom
f. Katarak radiasi
Definisi
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu diatas 50 tahun yang berkaitan dengan proses degeneratif pada lensa 2
Penyebab pasti sampai sekarang belum diketahui. Terjadi perubahan kimia pada protein lensa dan agregasi menjadi protein dengan serat molekul tinggi. Agregasi protein ini mengakibatkan fluktuasi indeks refraksi lensa, pemendaran cahaya dan mengurangi kejernihan lensa. Perubahan kimia pada protein inti lensa mengakibatkan pigmentasi progresif menjadi kuning atau kecoklatan dengan bertambahnya umur, juga terjadi penurunan konsentrasi glutation dan kalium, peningkatan konsentrasi natrium dan kalsium serta peningkatan hidrasi lensa. Faktor yang berperan pada pembentukan katarak antara lain proses oksidasi dari radikal bebas, paparan sina ultraviolet dan malnutrisi.
Pembagian
Berdasar tebal tipis kekeruhan lensa :
Kekeruhan lensa tampak terutama dibagian perifer korteks berupa garis-garis yang melebar dan makin ke sentralmenyerupai ruji sebuah roda. Biasanya pada stadium ini tidak menimbulkan gangguan tajam pengelihatan dan masih bisa dikoreksi mencapai 6/6
Kekeruhan tertama bagian posterior nukleus dan belum mengenai seluruh lapisan lensa. Terjadi pencembungan lensa karena lensa menyerap cairan, akan mendorong iris ke depan yang menyebabkan bilik mata depan menjadi dangkal dan bisa menimbulkan glaukoma sekunder.
Lensa yang menjadi lebih cembung akan meningkatkan daya bias, sehingga kelainan refraksi menjadilebih miop
Katarak sudah mengenai seluruh lensa, warna menjadi putih keabu-abuan. Tajam penglihatan menurun tonggal melihat gerakan tangan atau persepsi cahaya.
Apabila stadium matur dibiarkan akan terjadi pencairan korteks dan nukleus tenggelam kebawah( katarak morgagni), atau lensa akan terus kehilangan cairan dan keriput (shrunken catarak). Operasi stadium ini kurang menguntungkan karena menimbulkan penyulit
Gejala klinis
• Subyektif
Tajam penglihatan menurun, makin tebal kekeruhan lensa, tajam penglihatan makin kabur. Demikian pula bila kekeruhan terletak disentral dari lensa penderitamersa lebih kabur dibandingkan kekeruhan di perifer
- Penderita meras lebih enak membaca dekat tanpa kacamata seperti biasanya karena miopisasi
- Kekeruhan disubkapsular posterior menyebabkan penderita mengeluh silaudan penurunan penglihatan pada keadaan terang
• Obyektif
- Leukokoria : pupil berwarna putih pada katarak matur
-Tes iris shadow ( banyangan iris pada lensa) : yang positif pada katarak imatur dan negatif pada katarak matur
- Reflek fundus berwarna jingga akan menjadi gelap ( reflek fundus negatif ) pada katarak matur
Diagnosa banding
- Reflek senil : pada orang tua dengan lampu senter tampak berwarna pupil keabu-abuan mirip katarak, tetapi pada pemeriksaan reflek fundus positif
- Katarak komplikata : katarak terjadi sebagai penyulit dari penyakit mata (misal uveitis anterior) atau penyakit sistemik ( misal diabetes melitus)
- Katarak karena penyeabab lain: misal obat-obatan (kortokosteroid), radiasi, rudapaksa mata dll
- Kekeruhan badan kaca
- Ablasi retina
Penyulit
- Glaukoma sekunder : terjadi pada katarak imatur karena pencembungan lensa
- Uveitis pakotoksik atau glaukoma fakolitik :terjadi pada stadium hipermatur sebagai akibat masa lensa yang keluar dan masuk kedalam bilik mata depan.
Merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan proses degenerasi ( ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaukoma, tumor intra okuler), bisa disebabkan penyakit sistemik endokrin dan keracunan obat. Katarak ini memberikan tanda khas dimana muali katarak selamanya didaerah bawah kapsul atau pada lapis korteks, kekeruhan dapat difus, punctata dan linier, dapat terbentuk rosete, retikulum, dan biasanya terlihat vakuol.
1. Memperbaiki penglihatan. Sejauh ini merupakan indikasi yang paling umum. Kapan saat pembedahan harus disarankan untuk memperbaiki penglihatan berbeda-beda pada setiap orang tergantung kebutuhan penglihatan masing-masing individu. Jadi, setiap individe harus dioperasi katarak saat kebutuhan akan penglihatan menjadi sebuah halangan signifikan untuk gaya hidupnya.
2. Indikasi medis. Kadang-kadang pasien mungkin nyaman dalam segi visual (karena visus yang berguna dari mata yang lain atau sebaliknya) tetapi mungkin disarankan karena alasan medis seperti:
- Lensa menginduksi glaukoma
- Phacoanaphylactic Endophthalmitis
- Penyakit-penyakit retina seperti retinopati diabetes atau perlepasan retina, pengobatan yang sedang terhambat oleh adanya kekeruhan lensa.
3. Indikasi kosmetik. Kadang-kadang pasien dengan katarak matur tetap dilakukan ekstraksi katarak (meskipun tidak ada harapan untuk membuat visus yang berguna), dengan tujuan untuk mendapatkan pupil yang berwarna hitam.
Ekstraksi katarak ekstrakapsular (EKEK)
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kasul lensa anterior sehingga massa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut.
Termasuk dalam pembedahan ini ekstraksi linear, aspirasi, dan ligasi. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra okular posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa intra okuler, kemungkinan akan dilakukan bedah glaukoma, mata dengan predisposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid makular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca.