Pengertian Belajar Mengajar Kesehatan Gigi, Hakikat Belajar Mengajar, Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan Kesehatan Gigi


Kata belajar pada umumnya merujuk pada aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mengetahui, memahami, atau melakukan sesuatu. Belajar merupakan proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam belajar yang bertujuan untuk mengetahui, memahami, dan atau melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan diperlukan waktu yang biasanya kita kenal dengan kata proses.


Adapun ciri-ciri perubahan perilaku yang teridentifikasi dari belajar antara lain:
a. bahwa perubahan itu intensional, dalam arti pengalaman atau praktik atau latihan itu dilakukan dengan sengaja dan disadari dilakukan dan bukan secara kebetulan. Dengan demikian, perubahan karena kemantapan dan kematangan, perubahan perilaku yang terjadi dalam keadaan tidak sadar atau mabuk sebagai perubahan hasil belajar.

b. bahwa perubahan itu positif, dalam arti sesuai seperti yang diharapkan (normatif) atau kriteria keberhasilan (criteria of succes) baik dipandang dari segi siswa (tingkat abilitas dan bakat khususnya, tugas perkembangan, dan sebagainya) maupun dari segi guru (tuntutan masyarakat orang dewasa sesuai dengan tingkatan standar kulturalnya);
c. bahwa perubahan itu efektif, dalam membawa pengaruh dan makna tertentu bagi pelajar itu (setidak-tidaknya sampai batas waktu tertentu) relatif tetap dan setiap saat diperlukan dapat direproduksi dan dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah (problem solving), baik dalam ujian, ulangan, dan sebagainya maupun dalam penyesuaian diri dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya.

d. bahwa perubahan dalam belajar itu mempunyai tujuan atau terarah, hal ini berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena adanya tujuan yang ingin dicapai.

e. bahwa perubahan dalam belajar mencakup seluruh aspek tingkah laku, yaitu perubahan pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

Contoh, seorang mahasiswa belajar tentang penambalan gigi, maka perubahan yang tampak, ia akan melakukan penambalan gigi yang baik selain mempunyai keterampilan menambal yang baik, mahasiswa tersebut akan menangani pasien dengan baik asal mereka merasa nyaman selama dalam perawatan.
Kata mengajar sendiri mempunyai makna pemberian pengetahuan, ilmu, keterampilan dari yang menguasai kepada yang belum menguasai, dan telah direncanakan sebelumnya.
Dalam menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik, bukan-lah suatu pelajaran yang mudah, karena pendidik harus membimbing dan membina peserta didik sampai mereka sadar akan tanggung jawabnya.
Mengingat tugas yang besar tersebut, seorang pendidik harus mempunyai prinsip-prinsip mengajar dan harus dilaksanakan seefektip mungkin. Prinsip yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik antara lain sebagai berikut.

1. Seorang pendidik harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik. Peserta didik akan menaruh perhatian yang besar apabila materi yang diberikan sesuai dengan minat, bakat ataupun kebutuhannya. Selain dari pada itu untuk meningkatkan perhatian peserta didik dapat pula dilakukan dengan menggunakan media yang merangsang peserta didik untuk berpikir.

2. Seorang pendidik harus melibatkan peserta didik secara aktif.

3. Seorang pendidik harus dapat menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengalaman yang telah dimiliki oleh peserta didik sehingga peserta didik memperoleh hubungan antara pengetahuan yang telah dimilikinya dan materi yang akan diterima-nya. Dengan demikian akan mempermudah penerimaan pelajaran.

4. Seorang pendidik harus melakukan pengulangan pemberian materi secara berulang-ulang oleh seorang pendidik hal ini akan mempermudah peserta didik untuk memahami materi dan tidak mudah untuk dilupakan.

5. Seorang pendidik harus dapat mendalami bakat, minat, intelegensi dari setiap perserta didik sehingga dapat melayani pendidikan sesuai dengan latar belakang peserta didik.

6. Dalam memberikan materi, sebaiknya berikan materi yang lebih mudah dahulu kemudian lanjutkan pada materi yang lebih sulit.

7. Dalam proses belajar mengajar perlu melakukan evaluasi. Evaluasi ini akan memberi motivasi bagi pendidik maupun peserta didik, oleh karena itu seorang peserta didik harus memahami tujuan, kegunaan dan macam-macam evaluasi.
Dari kedua pengertian di atas jelaslah jika menyebut belajar mengajar, yang dihadapi adalah suatu proses yang aktif dan berlangsung secara timbal balik. Proses yang seperti ini hanya dapat diwujudkan jika terjalin suatu komunikasi yang sempurna. Sekalipun dalam belajar mengajar terkandung adanya dua pihak yang saling berhadapan, yaitu antara pendidik dan peserta didik, tetapi bukan berarti belajar mengajar tersebut hanya berlangsung di dalam suasana formal saja, misalnya di dalam ruang kuliah. Sesuai dengan batasan yang dimiliki maka proses belajar mengajar dapat berlangsung dimana saja, yang jika ingin disederhanakan dapat disebutkan dalam setiap peristiwa yang memberikan pengalaman terhadap seseorang.


Hakikat belajar mengajar adalah sebagai berikut.

a. Peristiwa belajar mengajar yang terjadi bila subjek didik secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru.

b. Proses belajar mengajar yang efektif yang memerlukan strategi dan media atau teknologi pendidikan yang tepat.

c. Program belajar mengajar yang dirancang untuk diimplementasikan menjadi suatu sistem.

d. Proses dan produk belajar yang perlu memperoleh perhatian seimbang di dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

e. Proses belajar mengajar bermanfaat dalam pembentukan kompetensi profesional yang memerlukan pengintegrasian fungsional antara teori dan praktik serta materi dan metode penyampaiannya.
Seperti halnya dalam proses belajar dalam pendidikan umum, proses belajar mengajar yang terjadi didalam pendidikan kesehatan gigi merupakan kegiatan interaksi antara penyuluh dengan sasaran yang mempunyai tujuan tertentu. Untuk memperoleh hasil yang optimal, proses belajar mengajar harus dilaksanakan dengan sadar, disengaja, serta terorganisasi dengan baik.

Secara sederhana dalam kegiatan PKG (Pendidikan Kesehatan Gigi) paling tidak ada tiga komponen, yaitu sasaran, tujuan, dan penyuluh kesehatan.

a. Sasaran yang terus berusaha mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui berbagai kegiatan (belajar) guna mencapai tujuan-nya sesuai dengan tahapan perkembangan yang dijalaninya.

b. tujuan (ialah apa yang akhirnya diharapkan tercapai setelah adanya kegiatan belajar-mengajar), yang merupakan seperangkat tugas atau tuntutan atau kebutuhan yang harus dipenuhi atau sistem nilai yang harus tampak dalam perilaku dan merupakan karakteristik kepribadian sasaran yang seharusnya diterjemahkan ke dalam berbagai bentuk kegiatan yang terencana dan dapat dievaluasi (terukur).

c. Penyuluh kesehatan (ialah orang dewasa yang karena jabatannya secara formal) selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar (learning experiences) pada diri siswa, dengan mengerahkan segala sumber (learning resources) dan menggunakan strategi belajar mengajar (teaching-learningstrategy) yang tepat (appropriate).

Ada beberapa teori belajar yang dapat digunakan dalam penyampaian proses belajar mengajar antara lain teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi.
Dari aliran ini menurut Sadirman (2000) ada dua teori yang sangat terkenal, yaitu teori connectionism dari Thorndike dan teori conditioning dari Pavlov.


Menurut Thorndike, dasar dari belajar itu ialah asosiasi antara kesan panca indera dengan impuls untuk bertindak. Asosiasi seperti ini dinamakan Connecting atau dengan kata lain konsep dasar dari teori ini adalah hubungan antara rangsangan-tanggapan (stimulus response) antara aksi dan reaksi. Antara rangsangan dan tanggapan ini akan terjadi suatu hubungan yang erat apabila sering dilatih. Berkat latihan yang terus menerus, kita akan menjadi terbiasa. Contoh, kalau kita terus menerus memberikan contoh dan menyuruh anak untuk menyikat gigi sebelum tidur, anak akan terbiasa untuk menyikat gigi terlebih dahulu sebelum tidur.
Mengenai hubungan rangsangan-tanggapan tersebut, Thordike mengemukakan beberapa prinsip atau hukum di antaranya. 

1) Law of effect

Pada kondisi ini, hubungan rangsangan-tanggapan akan bertambah erat apabila saat belajar peserta didik merasa puas atau senang. Oleh karen itu, sebaiknya pada saat proses belajar mengajar perlu diberikan kegiatan penguatan, misalnya dengan memberikan pujian untuk membesarkan hati.

2) Law of multiple response

Dalam menghadapi masalah yang besar, kadangkala respons yang diberikan kurang tepat, sehingga individu yang belajar harus melakukan berulang kali percobaan sampai respons itu muncul dengan tepat. Cara belajar seperti ini biasanya disebut dengan istilah trial and error.

3) Law of excercise

Pada kondisi ini, hubungan rangsangan-tanggapan akan bertambah erat kalau sering digunakan dan akan berkurang atau bahkan hilang kalau tidak digunakan.


Seseorang yang terbiasa menerima rangsangan tertentu, akan menghasilkan tanggapan tertentu yang terwujud dalam tingkah laku serta tertentu pula.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar


Secara umum faktor yang mempengaruhi belajar terbagi atas dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor Intern yang Mempengaruhi Belajar

Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam diri individu. Faktor ini meliputi faktor jasmani dan psikologi.

a. Faktor jasmani

1) Faktor kesehatan

Kesehatan merupakan faktor utama yang ikut menentukan atau mempengaruhi kegiatan belajar seseorang. Hal ini disebabkan oleh jika seorang dalam keadaan.sakit akan merasa cepat lelah, kurang bersemangat, mudah mengantuk. Karena itu harus mengusahakan agar kesehatan tetap terjamin dengan menjalankan keseimbangan belajar, bekerja, istirahat, makan. olah raga, dan ibadah.

2) Faktor cacat tubuh

Cacat tubuh adalah suatu keadaan kurang sempurna dari anggota tubuh baik bentuk maupun fungsinya termasuk panca indera. Misalnya lumpuh, tuli, buta, bisu. Cacat tubuh ini akan mempengaruhi proses belajar seseorang, contoh seseorang yang kurang pendengarannya akan sulit menerima pelajaran yang diberikan secara lisan. Seseorang yang terganggu pandangan matanya akan sulit membaca tulisan di papan tulis.

1) Inteligensi.

Yang artinya merupakan kecakapan untuk menyesuaikan diri, mampu menggunakan konsep-konsep yang abstrakserta mengetahui relasi/hubungan dengan cepat.

2) Perhatian

Perhatian adalah tingkat kesungguhan siswa dalam memperhatikan hal/objek yang sedang dihadapi. Perhatian itu akan mempengaruhi belajar seseorang.

3) Minat

Minat dapat diartikan sebagai suatu yang menjadi sumber identifikasi anak dengan keberadaan pribadinya. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya. Minat merupakan kecenderungan yang sifatnya tetap atau konstan dalam memperhatikan dan mengulang suatu kegiatan. Perlu dipisahkan pengertian minat dengan senang. Bila seseorang melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan orang tersebut akan berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan.
Namun, apabila kepuasan berkurang, minatnya pun akan berkurang. Sebaliknya, kesenangan adalah minat yang sementara, jadi karena antara minat dan kesenangan terletak pada keajegan (persistence) karena minat lebih bersifat tetap/konstan dan jika tidak disalurkan akan padam. Pada semua usia minat merupakan hal yang penting dalam kehidupan seseorang dan ini akan berdampak pada sikap dan perilaku.

4) Bakat

Bakat diartikan sebagai kemampuan dalam belajar. Kemampuan ini akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih Bakat ini juga ikut mem¬pengaruhi belajar karena seseorang yang berbakat dalam bidang sesuatu akan lebih menguasai keterampilan itu dibandingkan mereka yang tidak berbakat.

5) Motif

Biasanya diartikan sebagai daya atau dorongan yang akan mempengaruhi perilaku seseorang, sehingga motif erat kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai.

6) Kematangan

Suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang yaitu saat alat atau organ tubuhnya siap melakukan sesuatu yang baru. Kematangan ini memang tidak sama pada setiap orang, ada anak yang tepat ketika berusia sembilan bulan sudah dapat berdiri ada pula yang ketika berusia sepuluh bulan baru dapat melakukannya.

7) Kesiapan

Kesiapan merupakan kesediaan untuk memberi respons/ reaksi dari dalam din seseorang dan ini ada hubungannya dengan tingkat kematangan seseorang.
2. Faktor Ekstern

a. Keluarga

Keluarga sebagai lembaga pendidikan yang utama dan yang pertama tidak dapat dipandang sebelah mata perannya dalam membangun/mempengaruhi anak dalam belajar. Orang tua sebagai orang yang sangat dekat dengan anak, akan sangat menentukan pula cara/prestasi belajar anak. 

Perhatian dan respons yang ditunjukkan orang tua turut menentukan cara belajar anak. Orang tua yang tidak acuh akan menyebabkan anak merasa tidak termotivasi untuk belajar. 

Sebaliknya, anak yang senantiasa diperhatikan oleh orang tua, disediakan keperluan-keperluan yang dibutuhkan untuk belajar akan menaruh minat dan perhatian yang lebih besar terhadap pelajarannya. 

Dalam mendidik anak sikap terbaik orang tua adalah sikap yang demokratis, tidak terlalu otoriter/terlalu keras dan sebaliknya tidak pula terlalu lembek atau gampang kasihan kepada anak. 

Dengan sikap demokratis seperti ini, anak tidak akan takut mengemukakan sikap atas setiap masalah yang dihadapi dalam belajar karena ia tahu bahwa orang tuanya akan memberi solusi dan bukan serta merta marah. 

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam keluarga adalah hubungan yang harmonis antara semua anggota keluarga. Yang menjadi kunci di sini adalah pola hubungan ayah dan ibu. 

Hubungan yang baik/harmonis antara ayah dan ibu akan sangat berpengaruh terhadap pola hubungan anggota keluarga lain. Hubungan yang penuh kasih yang dijalin oleh ayah dan ibu biasanya akan diikuti pula oleh anak-anaknya. 

Kita tidak boleh lupa anak selain mendengar juga dapat melihat kenyataan hidup/kelakuan dari orang tuanya. Sikap yang kasar dari ayah terhadap ibu dan sebaliknya akan mempengaruhi sikap anak. 
Oleh karena itu, dikatakan lebih baik memberi teladan melalui sikap/perbuatan daripada kata-kata. Dengan kata lain, kata dan perbuatan harus seiring sejalan. 

Yang tidak kalah penting untuk diperhatikan oleh orang tua adalah kesehatian/kesepakatan orang tua dalam mendidik anak. Harus ada komitmen di antara orang tua mengenai apa yang dapat dilakukan oleh anak dan apa yang tidak boleh. 

Komitmen ini penting mengingat anak sebagai individu yang bertumbuh dan berkembang akan merasa bingung bila dihadapkan pada dua kenyataan yang berbeda. Misalnya, anak mengemukakan keinginannya untuk mengikuti kursus musik. Ayah mengizinkan sedangkan ibu tidak. 

Hal ini akan membuat anak bingung mana yang sebaiknya dituruti. Selain membuat anak bingung, keputusan-keputusaan yang tidak sejalan di antara orang tua dapat pula dimanfaatkan anak untuk tidak berdisiplin terhadap aturan yang sebelumnya ditetapkan.

Seperti telah dikemukakan di atas, hubungan yang penuh kasih dan pengertian akan mempengaruhi suasana rumah. Suasana rumah yang tenang/tentram akan membuat anak merasa nyaman dalam belajar. Sebaliknya apabila suasana rumah kaku, adanya sikap tidak peduli dan masa bodoh akan mempengaruhi ketentraman dan jiwa anak di dalam belajar. 

Ini harus diantisipasi sebab bila anak sudah merasa tidak nyaman, tidak betah di rumah, besar kemungkinan akan mencari ketenangan/pergaulan di luar rumah yang apabila tidak dikontrol dapat mengakibatkan si anak salah jalan/salah bergaul.

Suwarno, dalam buku Pengantar Umum Pendidikan me-ngemukakan sifat-sifat pendidikan keluarga adalah pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak dan lembaga pendidikan yang bersifat kodrati.

b. Faktor Sekolah

Sekolah adalah lembaga formal yang di dalamnya terdapat kurikulum, guru, siswa, metode belajar, media belajar, dan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan kegiatan belajar. Kurikulum adalah sejumlah kegiatan yang sudah ditentukan/ disiapkan untuk diberikan kepada siswa yang dalam penyampaiannya diperlukan metode dan media yang tepat. 

Penggunaan metode yang monoton, misalnya hanya metode ceramah, akan membuat siswa bosan. Oleh karena itu, metode belajar sebaiknya digunakan secara bervariasi, antara metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. 

Media yang digunakan juga disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam metode ceramah, misalnya sebaiknya digunakan OHP (Over Head Projector).

Proses belajar mengajar berlangsung antara guru dengan siswa. Dalam proses ini tentunya terjadi hubungan timbal balik antara siswa dan guru. Hubungan yang terjalin sebaiknya tidak kaku, guru dapat menempatkan diri secara tepat dan bijak, sehingga guru dapat mengetahui sampai sejauh mana pemahaman siswa akan materi yang disampaikan serta guru dapat pula mengetahui kelemahan siswa sekaligus penyebabnya.

Guru yang tanggap dan bersahabat akan mendorong siswa untuk bersikap terbuka, dan ini penting untuk meningkatkan semangat belajar siswa dalam belajar. Siswa yang merasa tidak dianggap keberadaannya oleh guru cenderung bersikap apatis, sebaliknya siswa yang merasa diperhatikan oleh guru akan lebih responsif terhadap guru sekaligus terhadap materi yang disampaikan.

Kedisiplinan sekolah erat kaitannya dengan kerajinan siswa. Kedisiplinan ini antara lain tercermin lewat ketaatan untuk mematuhi tata tertib sekolah seperti jam masuk sekolah, jam pulang sekolah, melakukan piket kelas, mengerjakan pekerjaan rumah, dan sebagainya. 

Sebagai contoh siswa yang datang terlambat atau yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah diberi hukuman. Hal seperti ini akan menanamkan disiplin dalam diri siswa, sehingga pada gilirannya akan mempengaruhi pula sikap siswa dalam belajar. 

Fungsi sekolah sebagai lembaga yang bertujuan mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan sekaligus bertugas mengembangkan kepribadian anak secara menyeluruh. 

c. Faktor Masvarakat

Faktor masyarakat dalam pembahasan ini meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat,. mass media, teman bergaul serta bentuk lain kehidupan masyarakat. Kegiatan siswa dalam masyarakat pada dasarnya akan memberi dampak positif dalam perkembangan selanjutnya, selama kegiatan tersebut dapat dijaga keseimbangannya dengan kegiatan belajar. 

Bila tidak dapat menjaga keseimbangan antara belajar dengan kegiatan yang dilakukan dalam masyarakat, di masa datang akan merugikan. Selanjutnya mass media khususnya radio, surat kabar dan televisi dapat memberi pengaruh positif dan dapat pula memberi pengaruh negatif. 

Untuk menghindari agar siswa tidak membaca, menonton atau mendengar hal-hal yang tidak sepantasnya didengar perlu adanya pengawasan dari orang tua atau orang yang lebih dewasa yang dapat dipercaya. Bahkan jika mungkin dalam menyaksikan acara televisi sebaiknya anak didampingi sehingga orang tua atau orang dewasa yang mendampingi dapat menjelaskan dan meluruskan informasi yang ditonton/didengar.

Teman bergaul, sebaiknya juga mendapat pengawasan dan pengarahan dari orang tua. Sebab ada kecenderungan yang sangat kuat antara sikap teman terhadap sikap anak. Teman yang rajin belajar akan mempengaruhi perilaku anak, sebaliknya teman bergaul yang suka bergadang dan malas dapat pula mempengaruhi sikap anak. 

Selanjutnya, bentuk kehidupan masyarakat tempat anak tinggal juga turut berpengaruh terhadap sikap belajar anak. Lingkungan yang sebagian besar masyarakatnya penganggur, pemabuk, penjudi tentunya kurang menguntungkan bagi perkembangan kepribadian anak maupun dalam sikap belajar anak.

Hubungan antara Perkembangan dengan Belajar

Perkembangan (development) merupakan bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah faktor genetis dan faktor lingkungan bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, suku bangsa.

Faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tereapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan memungkinkan tereapainya potensi bawaan yang kurang baik atau terhambat. Hurlock mengemukakan beberapa perkembangan umum pada anak, antara lain:

1. Perkembangan Kreativitas

Kreativitas secara umum dikatakan sebagai perbuatan yang berbeda atau penciptaan sesuatu yang baru. Kreativitas tidak selalu membuahkan hasil yang dapat diamati dan dinilai sehingga kreativitas dianggap sebagai suatu proses yang baru dalam hal gagasan.

Kreativitas akan berkembang bila didukung oleh lingkungan, khususnya faktor keluarga (orang tua) dan sekolah dan mendapat pengaruh yang baik dari orang tua dan sekolah dan kreativitas biasanya akan sejalan dengan kecerdasan. Sebaliknya kreativitas akan terhambat bila orang tua terlalu otoriter dan sekolah terlalu kaku/ketat tidak mendukung pertumbuhan kreativitas sehingga kecerdasan yang dimiliki seorang anak tidak diiringi dengan kreativitas.

Beberapa hal yang dapat meningkatkan kreativitas anak adalah:

a. Waktu. 
Kegiatan anak sebaiknya jangan diatur sedemikian rupa sehingga waktu bermain yang tersedia sangat terbatas, untuk mencoba gagasan dan konsep serta bentuk yang baru.

b. Kesempatan untuk menyendiri. 
Bila tidak mendapat tekanan dari kelompok sosial, anak dapat menjadi kreatif. Kehidupan  imajinatif membutuhkan kesempatan menyendiri untuk mengembangkan imajinatif.

c. Dorongan. 
Seorang anak tetap membutuhkan dorongan khususnya dari orang-orang yang dekat dengannya, misalnya orang tua, anggota keluarga dewasa lainnya dan guru. Hindari ejekan atau kritik terhadap anak yang kreatif

d. Sarana. 
Sarana bermain atau belajar harus disediakan untuk mendukung proses kreativitas.

e. Lingkungan yang merangsang.
Lingkungan rumah dan sekolah dapat merangsang kreativitas melalui kegiatan bimbingan dan dorongan untuk menggunakan sarana yang telah disediakan.

f. Orang tua yang tidak posesif.
Orang tua yang bersikap wajar, tidak terlalu melindungi, akan mendorong anak mandiri dan percaya diri.

g. Cara mendidik anak. 
Cara mendidik yang demokratis dan permisif di rumah maupun di sekolah yang akan membangun kreativitas anak sebaliknya cara mendidik yang otoriter dapat memadamkan kreativitas anak.

h. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan.
Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anak, semakin baik dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.

2. Perkembangan Pengertian

Pengertian lahir dari kematangan kemampuan intelektual anak dan dari pengetahuan yang diperoleh dari belajar dalam periode waktu yang panjang. Kematangan membuat anak siap untuk mengerti. Sebelum pengertian berkembang, otak dan susunan saraf anak harus berkembang atau dengan kata lain harus matang secara fungsional. Pengertian didasarkan pada konsep. Konsep yang bukan hasil indera langsung melainkan hasil pengolahan. 

Konsep bersifat simbolis sebab bergantung pada sifat situasi yang dihadapi maupun situasi lain dari sifat benda. Konsep dapat berhubungan dengan benda, orang, sifat seperti baik, jujur atau hubungan seperti "di atas", "kapan". Berikut ini beberapa penyebab konsep yang salah pada diri anak:

a. Informasi yang salah, yang berasal dari tiga sumber, yaitu 

(1) pada masa anak-anak menerima jawaban yang salah dari orang tua mengenai pertanyaan yang diajukan karena orang tua mengabaikan  anak atau  menjawab secara tidak tepat,
(2) informasi yang salah dari saudara atau dari teman sebaya,
(3) media masa yang tidak dapat dipercaya atau kadaluarsa.

b. Pengalaman terbatas, yang akan menutup kemungkinan untuk menilai hal-hal secara akurat.

c. Mudah percaya, yang biasanya terjadi pada anak yang dibesarkan secara otoriter, anak harus mendengar kemudian melakukan apa yang diperintah. Hal ini membuat anak yakin bahwa setiap orang yang lebih besar/dewasa pasti benar.

d. Penalaran yang salah, dipengaruhi oleh kurangnya latihan dan kesempatan untuk menggunakan kemampuan. Kurangnya latihan dan kesempatan ini umumnya juga karena sikap otoriter orang tua atau guru di sekolah.

e. lmajinasi yang hidup, yang lebih cepat berperan dibandingkan penalaran, sehingga anak cenderung merasa apa yang ada di benak atau apa yang mereka bayangkan akan benar-benar terjadi.
Dari sudut pandang tugas perkembangan, prinsip-prinsip mengajar hendaknya disesuaikan dengan upaya pemenuhan tugas perkembangan peserta didik. Havinghurst sebagaimana dikutip oleh Makmun (2000) memperinci tugas perkembangan berikut ini.

a. Masa bayi dan masa kanak-kanak awal 
» belajar berjalan;
» belajar mengambil benda-benda padat;
» belajar berbicara;
» belajar menguasai benda;
» mempelajari perbedaan jenis dan perilakunya;
» mencapai stabilitas fisiologis;
» pembentukan konsep (pengertian) sederhana tentang realitas fisik dan sosial;
» belajar menciptakan hubungan dirinya secara emosional kepada orang tuanya, saudara-saudara, dan orang lain;
» belajar membedakan salah-benar dan pengembangan kata hati.

b. Masa kanak-kanak akhir dan anak sekolah
» belajar keterampilan fisik untuk pertandingan biasa sehari-hari;
» membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sebagai
organisme yang sedang tumbuh-kembang; 
» belajar bergaul dengan teman-teman sebayanya;
» mempelajari peran sosial yang sesuai sebagai laki-laki atau perempuan;
» mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca,
menulis, dan berhitung; 
» mengembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan
sehari-hari;
» mengembangkan kata hati, moralitas, dan skala nilai-nilai; »   mencapai kebebasan pribadi;
» mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok
dan institusi-institusi sosial. 

c. Masa remaja
» mencapai hubungan-hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman-teman sebaya dari kedua jenis;
» mencapai suatu peranan sosial sebagai pria atau wanita;
» menerima dan menggunakan fisiknya secara efektif;
» mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang
lainnya;
» mencapai kebebasan keterjaminan ekonomis;
» memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan/ jabatan;
» mempersiapkan diri bagi persiapan perkawinan dan berkeluarga;
» mengembangkan konsep-konsep dan keterampilan intelektual yang diperlukan sebagai warga negara yang kompeten;
» secara sosial menghendaki dan mencapai kemampuan bertindak secara bertanggung jawab;
» mempelajari dan mengembangkan seperangkat sistem nilai dan etika sebagai pegangan untuk bertindak. 
d. Masa dewasa
» memilih pasangan;
» belajar hidup dengan pasangan;
» memulai hidup dengan pasangan;
» memelihara anak;
» mengelola rumah tangga;
» memulai bekerja;
» mengambil tanggung jawab sebagai warga negara; »   menemukan suatu kelompok yang serasi.
3. Perkembangan minat pada anak dan perkembangan kepribadian

Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuan.

Hakikat belajar meliputi interaksi secara aktif antara subjek didik dengan lingkungan belajar yang diatur guru, memerlukan strategi dan media/teknologi pendidikan yang tepat rancangan program yang diimplementasikan sebagai suatu sistem perhatian yang seimbang dengan proses dan produk belajar dalam pelaksanaan kegiatan dan yang memerlukan pengimplementasian fungsional antara teori, praktik serta materi/metode penyampaiannya untuk membenruk kompetensi profesional.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah
1. Faktor fisiologis
2. Faktor psikologis yang terdiri atas intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan .
3. Faktor kesiapan meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Perkembangan umum pada anak antara lain perkembangan kreativitas, perkembangan pengertian, perkembangan minat pada anak, dan perkembangan kepribadian.
Anda Mencari Artikel Kesesehatan Disini Aja

  1. Radang Tenggorokan, Penyebab Radang Tenggorokan
  2. Penyakit Asam Urat, Pengertian Penyakit Asam Urat
  3. Pengertian Penyakit Atritis, Penanganan Artitis
  4. Rakitis, Pengertian Penyakit, Rakititis, Tanda dan Gejala Rakitis
  5. Gangguan Pada Sitem Gerak, Fraktur, Patah Tulang, Jenis Fraktur, Penanggulangan fraktur
  6. Penyakit Berbahaya, AIDS dan Penularan Seksual, Penyebab HIV
  7. Penularan HIV, Kontaminasi Pantogen Melalui Darah, Penularan masa Perinatal, Pencegahan, Hubungan Seksual
  8. Pentingnya Kesehatan Jantung
  9. Ikan Gabus sebagai Obat Penyakit Kanker, Gagal Ginjal
  10. Tampilan Slide Analgetika, Analgesik, Patologi Nyeri, Reseptor Nyeri
  11. Contoh Slide, Neoplasma, Hipertrofia, Metaplasia, Displasia, Karsinoma In Situ
  12. Contoh Slide Patologi Anatomi
  13. Penyebab Infeksi Pada Manusia
  14. Presentasi LUKEMIA AKUT
  15. Chlamydia Trachomatis, Pengertian Chlamydia Trachomatis
  16. Teknik Menyusui Yang Baik dan Perawatan Payudara
  17. Membangun Budaya Kesehatan Pasien Dalam Praktik Kedokteran
  18. Penyakit Menular, Influenza, Tuberkulosis (TBC), Muntaber
  19. Penyebab Susah Buang Air Besar dan Penanggulanginya
  20. Pengobatan Stroke Pendarahan Dengan Minum Propolis
  21. Mengenal Penyakit dan Perawatan Mata
  22. Batasan dan Jenis Penelitian Kesehatan
  23. Metode Penelitian Kesehatan
  24. Tips Kesehatan dengan Mejaga Pola Makan Sehat, Sinyal Tubuh Ketika Kekurangan Nutrisi
  25. Sistim Kekebalan Tubuh PowerPoint
  26. Definisi Radioterapi, Radiasi, Alat-Alat Radio Terapi, Pesawat Radioterapi, Sumber Radiasi
  27. Leukemia, Epidemiologi, Patogenesis, Leukemia Akut
  28. Adakah Manfaat Minum Kopi Untuk Kesehatan
  29. Radang Lambung dan Usus, Masa Inkubasi, Gejala Radang Lambung dan Usus, Penyebab, Pencegahan
  30. Gangguan pada Sistem Peredaran Darah
  31. Pengertian Dislokasi, Penanganan Dislokasi
  32. Gejala Ginjal, Kiat Menjaga Kesehatan Ginjal, Pengobatan Penyakit Ginjal
  33. Pengertian Stroke, Penanganan Penyakit Stroke, Penyebab Penyakit Stroke
  34. Gejala Penyakit Serangan Jantung
  35. Jantung Rematik, Penyebab Penyakit Jantung Rematik, Pencegahan Penyakit Jantung Rematik
  36. Penyakit Tulang Osteoporosis, Penanganan, Pengobatan
  37. Cara Mencegah, Pengobatan, Penyakit Jantung Sebagai Wujud Membuat Kesehatan Jantung Jadi Utama
  38. Kesehatan Lingkungan, Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan, Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
  39. Telemedecine Technology, Definisi Telemechine
  40. AMD global Telemedicine Mengangkat Teknologi Telemedicine klinis dengan Next Generation AGNES Interactive®
  41. Manfaat Sarapan Dengan Gizi Seimbang
  42. Cara Mendaftar BPJS Online Pake Komputer dan HP
  43. Pengobatan Penyakit Demam Ala Rasulullah
  44. Pengertian Dasar Pendidikan | Pedagogi | Andragogi atau Pendidikan Orang Dewasa
  45. Pengertian Pendidikan Kesehatan dan Kesehatan Gigi
  46. Tujuan Pendidikan Kesehatan Gigi, Proses Pendidikan Kesehatan
  47. Peran Tenaga Kesehatan dalam Memberikan Pendidikan Kesehatan Gigi
  48. Tips untuk Menjaga Kesehatan Otak, Mencegah Kebocoran Brain-Barrier
  49. Pengertian Belajar Mengajar Kesehatan Gigi, Hakikat Belajar Mengajar, Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan Kesehatan Gigi
  50. Gangguan pada Sistem Pencernaan, Hepatitis, Virus hepatitis
  51. Penyakit Menular Seksual, Gonore, Gejala, Pengobatan
  52. Mengenal Penyakit Sifilis, Gejala Penyakit Sifilis
  53. Mengenal Penyakit Herpes Genitali
  54. Ilmu Penyakit Mata, Mengenal Jenis Katarak, Definisi Katarak, Jenis-jenis operasi katarak
  55. Jenis-jenis Operasi Katarak Mengatasi Gangguan Pelihatan di Usia Senja
  56. Makanan dan Sayuran Untuk Menjaga Kesehatan Mata Secara Alami
  57. Penyebab Asam Urat, Gejala Klinis Asam Urat, Penyeb Peningkatan Kadar Asam Urat
  58. Jenis Makanan Mencegah dan Mengendalikan Penyakit Asam Urat
  59. Masalah Pada Protein Hewani yang Berlebihan
  60. Gula Olahan, Efek Merugikan dari Asupan Gula Berlebihan
  61. Garam, Berapa banyak Garam?, Kelemahan dari Garam
  62. Penyedap, Perangsang, dan Rempah-rempah